…berbagi cerita untuk semua

KEAJAIBAN IDE

with 8 comments

lampu_resize1Malam kemarin duduk di balik meja di temani pena dan kertas. Kebetulan sore kemarin ngecek Blog ternyata posting terakhirku adalah tanggal 28 Januari 2009. Waw… sudah hampir satu bulan aku tidak menulis di blog. Makanya malam hari tadi aku coba sempatkan untuk menulis apa aja untuk mengisi blogku.

Namun ketika aku bersiap untuk menulis, fikiranku masih tetap blank, tak tahu harus menulis apa. Aku coba mengingat-ingat apa yang kualami beberapa hari belakangan ini, atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Aku teringat tentang demonstrasi berdarah pro pemekaran provinsi Tapanuli yang memakan korban jiwa sang Ketua DPRD. Atau aku juga terigat tentang kebakaran tempat penyimpanan arsip di kantor dinas Kimpraswil Provinsi Riau yang menghanguskan dokumen-dokumen penting, sehingga muncul dugaan kuat adanya unsur kesengajaan. Aku terus mengingat-ingat peristiwa-peristiwa yang telah berlalu tersebut namun tak satupun dari pengalaman tersebut yang bisa aku tuliskan. Aku sudah hampir menyerah. Aku coba memperhatikan benda-benda yang ada disekitarku, siapa tau benda-benda tersebut bisa menghasilkan inspirasi bahan yang akan kutulis. Tetap blank! Aku coba merenungkan bahwa “Betapa Sulitnya Mencari Ide”. Padahal banyak sekali buku yang pernah kubaca bahwa ide itu bisa muncul dimana saja, bahkan ditempat yang tak terduga sama sekalipun. Tapi kenapa malam ini ketika aku membutuhkannya, tetap saja aku tak menemukan ide tersebut. (Sampai bagian ini aku merasa telah menemukan ide untuk bahan postinganku, sehingga aku mulai menuliskannya) Satu hal yang dapat kupelajari adalah bahwa ide itu tidak bisa dipaksakan untuk muncul. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengasah kepekaan kita terhadap lingkungan disekitar kita. Karena dengan kepekaan itulah kita bisa menghadirkan berbagai ide-ide kreatif dalam fikiran kita. Aku jadi teringat suatu ketika harus menghasilkan sebuah ide kreatif untuk konsep iklan sosialisasi seorang tokoh Riau dalam waktu sehari. Tentunya sebuah kerja gila menurut aku karena harus menghasilkan sebuah ide kreatif dalam waktu 1X24 jam. Tugas ini menjadikanku tak bisa tidur malam hari. Duduk di balik meja sambil megang pena dan sebuah buku catatan. Aku coba berfikir keras tentang sosok sang tokoh yang memang sudah tidak asing lagi, kira-kira apa yang harus menjadi fokusku untuk membuat konsep tersebut. Dan berjam-jam terlewati tanpa satu katapun berhasil aku tuliskan di buku catatanku. Hingga saat itu akhirnya aku memutuskan untuk menyerah dan persetan dengan apa yang terjadi besok di kantor ketika aku datang tanpa sebuah konsep yang berhasil kubuat. Aku memutuskan untuk tidur namun tetap saja buku dan pena masih kubawa ke tempat tidur. Ketika kucoba memejamkan mata pun pena masih tetap aku genggam dan buku catatanku masih terbuka di tempat tidurku. Saat itu sambil terpejam kucoba menulis sebuah kata yang menurutku paling menarik dari semua yang aku fikirkan. Dan saat itu aku memilih kata ‘Jembatan’. Tak terduga tiba-tiba aku bisa menulis banyak kata hingga lahirlah sebuah konsep Iklan.

“It’s A Miracle!”, batinku saat itu.

Dan ketika konsep itu selesai, akupun tertidur. KEajaiban “ide” kembali muncul ketika pagi harinya aku mengetikkan konsepku tersebut di komputer. Aku mendapatkan satu konsep lagi! Dan ketika kedua konsep tersebut diajukan, keduanya langsung diterima (untuk kemudian kami produksi dan ditayangkan di Riau Televisi dan TVRI Riau). Liat Videonya di sini dan di sini

Begitu ajaibnya sebuah Ide. Dia diibaratkan seperti Jailangkung yang datang tak diundang, pulang tak diantar. Atau seperti istilah ‘jinak-jinak merpati’ yang kelihatan jinak, tapi ketika didekati dia lari. Atau berbagai istilah lainnya yang bisa menggambarkan betapa ajaibnya sang “ide” ini.Bahkan tulisanku ini pun pada akhirnya juga menggambarkan keajaiban itu. Wajarlah kiranya jika selayaknya orang-orang yang mampu menhasilkan ide-ide besar harus mendapatkan penghargaan yang sangat tinggi untuk idenya tersebut. Orang-orang seperti penemu, inovator, pencipta lagu, arsitek, penulis skenario, copy writer, dan berbagai profesi lainnya yang menjual ide-ide kreatif mereka selayaknya mendapatkan hasil yang setimpal pula baik dari segi moril maupun materil. Ide adalah sesuatu yang mahal. Karena itu pemerintah berusaha melindungi para kreator-kreator tersebut dengan menghadirkan sebuah aturan tentang Hak Kekayaan Intelektual (Haki). Tapi sepertinya penghargaan yang tinggi terhadap ide ini tidak berlaku (khususnya) di kotaku, Pekanbaru. Apresiasi positif yang diberikan masyarakat terhadap putra-puri daerah yang memiliki kemampuan menghasilkan ide-ide kreatif sangat minim. Dalam berbagai bidang, hal ini dapat dirasakan. Contoh sederhananya saja ketika kita menyaksikan musisi-musisi Pekanbaru yang tampil membawakan lagu ciptaan mereka sendiri, pasti kurang mendapat respon positif dari audience. Beda halnya kalau mereka membawakan lagu-lagu dari musisi-musisi nasional atau manca negara, mereka baru mendapatkan aplus dari penonton. Dalam bidang industri kreatif pun begitu juga. Hasil yang didapat dari sebuah ide yang sangat bagus sama dengan ketika menghasilkan ide yang biasa-biasa saja. Hal ini tentunya sangat berbahaya. Kita bisa bayangkan ketika para kreator yang memiliki bakat luar biasa untuk menghasilkan ide-ide kreatif ini akhirnya memilih untuk tidak bersusah payah memikirkan ide yang bagus karena hasil yang mereka dapatkan tidak berbeda dengan ide biasa-biasa saja atau cendrung jelek sekalipun. Ini akan mematikan potensi potensi-potensi manusia berkualitas yang ada. Kurangnya penghargaan terhadap ide kreatif di Pekanbaru juga dapat dilihat dari adanya kecendrungan masyarakat yang berorientasi Jawa. Mereka menganggap bahwa yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada di Jakarta, Bandung, Jogjakarta, atau Surabaya, wajar dibayar mahal. Sementara jika suatu ide itu dihasilkan oleh putra-putri daerah sendiri -walaupun dengan kualitas sama- sewajarnya dibayar murah. Saat ini bahkan muncul opini diantara para kretor-kreato lokal yang menyatakan bahwa jika ingin mendapatkan penghargaan yang setimpal untuk ide yang cemerlang, maka pergilah ke Jawa. Ini adalah sebuah ironi yang terjadi di Ibukota Provinsi yang bahasanya dijadikan sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia!

Written by bang fiko

Februari 20, 2009 pada 9:34 pm

Ditulis dalam BEBAS, PERSONAL

Tagged with , , ,

8 Tanggapan

Subscribe to comments with RSS.


  1. PENGUMUMAN

    “undang KOPDAR Blogger Pekanbaru”
    malam ahad tgl 28 feb di Riau Pos jam 8:00 wib
    MOHON KEHADIRAN KAWAN2
    agenda slaturahim dan pembentukan komunitas
    Blogger Kota Pekanbaru

    Sarang Penyamun

    Februari 27, 2009 at 5:16 am

  2. “undang KOPDAR Blogger Pekanbaru”
    malam ahad tgl 28 feb di Riau Pos jam 8:00 wib
    MOHON KEHADIRAN KAWAN2
    agenda slaturahim dan pembentukan komunitas
    Blogger Kota Pekanbaru

    Idu Yhaw Amir P

    Februari 27, 2009 at 9:49 am

  3. Asyiiikkk… Semoga jadi momentum bangkitnya Blogger Pekanbaru. I Will Be There

    taufikasmara

    Februari 27, 2009 at 4:24 pm

  4. hai bang..walopun aku tak baca semua pada post ni..tp aku hanya bilang ‘mantep’…

    heheee

    iwan CCMD

    Februari 28, 2009 at 11:00 pm

  5. Mantap lah tu bang…trus berkarya tanpa batas berkreatifitas…

    Taufikasmara: Makasih Mar.. Kamu juga

    Maryo

    Maret 1, 2009 at 2:26 am

  6. Alhmdllh… Blogger Bertuah Sukses… Kopi Darat Perdana….
    Smoga makin Bertuah aja… Amin…..
    tunggu Aksi Blogger Bertuah slnjutnya….

    Nanlimo

    Maret 1, 2009 at 2:37 am

  7. benar2 ajaib ya bang.
    semoga ide2nya selalu lancar dan bermanfaat 🙂

    sibaho way

    Mei 9, 2009 at 9:09 am

  8. Hehehe… Mudah2an Bang.. Thx

    bang fiko

    Mei 10, 2009 at 3:47 pm


Tinggalkan komentar